/* ----------------------------------------------------- Blogger Template Style Booted from wordpress to blogspot by Gecko Name: Death Designer: URL: http://www.geckoandfly.com Date: 27 April 2007 ------------------------------------------------------ */ the Whizzkid

Wednesday, March 24, 2010

formspring.me

Ask me anything http://formspring.me/arifsp

formspring.me

Ask me anything http://formspring.me/arifsp

Saturday, February 13, 2010

My Sweetest Enemy


Sssrrrrrr . . .

Suara desiran angin yang meniup halus permukaan kulit, tatkala hujan menghempas bumi, dihari pertama sekolah setelah liburan yang lumayan panjang di SMA Interschool 3 Jakarta Pusat. Kegiatan pun tak banyak dilakukan di setiap kelas, seperti di kelas XII IPS, ada yang belajar sendiri karena gurunya yang belum datang, ada yang bercanda dengan temannya dan juga tak ketinggalan adalah Ega, anak paling keren di kelas dan juga di sekolah, yang sedang berkumpul dengan teman-teman gengnya yang selalu membahas tentang girls, girls, and girls.


Selang beberapa menit, Eshia, yang juga siswa kelas XII IPS datang dengan terburu-buru ke kelas karna Eshia mengira bel sudah berbunyi. Sebenarnya jam sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB, yang berarti bel akan berbunyi dan proses belajar-mengajar akan dimulai. Tanpa basa basi lagi, Eshia menyerobot masuk kelas dan alhasil Eshia menabrak bahu Ega yang sedang berdiri didekat pintu bersama teman-temannya.


Tak disangka, Ega langsung memarahi Eshia. Kemarahan Ega memang mengejutkan. Mengingat Ega adalah siswa yang baik, ramah, pintar dan juga lumayan kaya di sekolahnya. Tak diragukan lagi kalau dia memang terkenal dan dibanggakan di sekolahnya. Pada saat itu juga, Eshia langsung meminta maaf kepada Ega. Tetapi, Ega malah menolak permintaan maaf Eshia. Sungguh menyedihkan hati Eshia yang sudah baik-baik meminta maaf kepada Ega. Berbeda dengan Ega yang dia kenal selama ini. Mengingat Eshia adalah siswa pindahan dari SMAN 5 Bandung ketika berada di kelas XI IPS, maka wajar rasanya mereka kurang begitu akrab. Tetapi, bukan berarti Eshia tidak mengetahui keberadaan Ega di sekolahnya, yang katanya menjabat sebagai ketua OSIS sekolah tersebut.


Eshia, dengan baju yang masih basah kuyup dan agak sedikit kotor, langsung dituduh yang bukan-bukan oleh Ega. ”Lo sengajakan nabrak gue? Maksud lo apa? Lo gak senang liat gue ya? Nyebelin banget sih lo?” bentak Ega sambil mendorong bahu Eshia. Hati perempuan mana yang tidak sakit jika diperlakukan seperti itu. Eshia pun merasakan sakit pada bahunya. Memang, perbuatan Eshia tersebut telah membuat baju Ega kotor juga. Tapi, apa salahnya jika Ega memberikan maafnya kepada Eshia, cewek yang berhati baik dan lembut, pintar dan juga cantik.


Setelah Ega puas marahnya kepada Eshia, Eshia pun lari ketempat duduknya sambil menangis tersedu-sedu. Tangisan Eshia pun tak membuat hati Ega luluh, malah membuat Ega bertambah marah kepada Eshia. Ega bilang kalau tangisan Eshia itu hanya bualan dan pura-pura. Semakin Ega marah dan menuduh Eshia yang bukan-bukan, Eshia pun terus menangis tak henti-hentinya.


Beberapa menit kemudian, Ibu Elma, yang merupakan guru Matematika, masuk pada les pertama di kelas tersebut. Belau masuk kelas dengan tergesa gesa seperti dikejar-kejar setan. “Maaf anak-anak, ibu terlambat masuk. Maklumlah kan lagi hujan, jadi agak susah perginya.” Seru ibu guru tersebut. Sambil tersenyum-senyum, ibu Elma pun langsung memulai kegiatan belajar-mengajar dengan memberikan pelajaran Matematika dikelas. Pada saat itu, ibu Elma mendengar tangisan Eshia yang belum berhenti juga dari tadi.


”Eshia, kenapa kamu nak?” seru ibu Elma.

“Eshia, kenapa kamu?” serunya kembali.

“Jawab saya Eshia, ada apa nak?”


Karena Eshia belum menjawab juga, ibu Elma pun mendatangi mejanya. Rasa takut pun mulai menghantui Ega. Ega takut kalau Eshia akan menceritakan kejadian tadi pada ibu Elma. Ega pun mulai resah ditempat duduknya.


Ketika ibu kembali bertanya kepada Eshia dan Eshia pun menjawab.


“Saya tidak apa-apa buk…”

“Perut saya agak sedikit sakit aja….”

“Ayo buk mulai saja pelajarannya, saya bisa kok mengikutinya.” Jawab Eshia.


Mendengar perkataan itu, Ega pun terdiam. Ega mulai mencoba tenang di bangkunya. Ibu Elma pun menyuruh Eshia untuk beristirahat di ruang UKS hingga dia merasa tenang dan nyaman. Tapi, Eshia menolak untuk pergi dan tetap mengikuti pelajaran di kelas tersebut.



“Saya sudah tidak sakit lagi kok buk” sahut Eshia.

“Perut saya dah agak mendingan, saya tidak nangis lagi kok.”

“Ya sudah buk, kita mulai saja belajarnya.” Sahut eshia lagi.


Kegiatan belajar-mengajar pun berlangsung, hingga bel yang manandakan pulang pun berbunyi. Dengan rasa tak bersalah, Ega pun belum meminta maaf lagi kepada Eshia.



To be continued

Labels: , , , , , ,


© 2006 the Whizzkid | Blogger Templates by Gecko & Fly.
No part of the content or the blog may be reproduced without permission.
Learn how to make money online.